METODE PELAKSANAAN
A. UMUM
A.1. LINGKUP PEKERJAAN
DIVISI 1. UMUM
a. Mobilisasi
b. Manajemen dan
Keselamatan Lalu Lintas
c. Quality Control
d. Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
DIVISI 3. PEKERJAAN
TANAH
a. Galian Perkerasan Beraspal dengan Cold Miling Machine
b. Galian Aspal Untuk Pemasangan Utilitas Jalan (Pipa PVC
4’’)
DIVISI 5. PERKERASAN
BERBUTIR
a. Perkerasan Beton Semen (Rigid Pavement K-350)
b. Lapis Pondasi cement Treated Sub Base (CTSB)
DIVISI 7. STRUKTUR
a. Beton K-275
b. Baja Tulangan U 24
Polos
DIVISI 8. PENGEMBALIAN
KONDISI DAN PEKERJAAN
MINOR
a. Pemasangan Utilitas Jalan (Pipa PVC 4’’)
A.2. PERALATAN YANG DIGUNAKAN
1. Batching Plant
2. Truck Agiator
3. Concrete Vibrator
4. Cutter Beton/Aspal
5. Air Compressor
6. Jack Hammer
7. Water Tank Truck
8. Dump Truck
B. TAHAPAN
PELAKSANAAN PEKERJAAN
DIVISI 1. UMUM
- MOBILISASI
Mobilisasi dan pemasangan
peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum
dalam
Penawaran,
dari
suatu
lokasi asal
ke tempat pekerjaan dimana peralatan tersebut akan digunakan.
Mobilisasi personil dan peralatan dapat dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kebutuhan Lapangan namun ketentuan ini hanya berlaku untuk pentahapan mobilisasi peralatan utama
dan personel terkaitnya dan harus sudah diatur jadwalnya terlebih dahulu saat tahap pengadaan jasa pemborongannya.
Mobilisasi personil dan peralatan dapat dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kebutuhan Lapangan namun ketentuan ini hanya berlaku untuk pentahapan mobilisasi peralatan utamamdan personel terkaitnya dan
harus sudah diatur jadwalnya terlebih dahulu saat tahap pengadaan jasa pemborongannya.
Setiap
tahapan Mobilisasi
Peralatan Utama harus terlebih dulu diajukan permohonan mobilisasinya
kepada Direksi pekerjaan paling sedikit 30 hari
sebelum tanggal rencana awal mobilisasi setiap peralatan utama tersebut. Direksi pekerjaan perlu melakukan monitoring/harian atas rencana mobilisasi hingga terlaksananya mobilisasi peralatan utama beserta personil operator terkait dengan lengkap
dan baik.
- MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS
Dalam melaksanakan pekerjaan Peningkatan Jalan setiap
tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan mulai dari awal. Pelaksanaan Pekerjaan
sampai dengan akhir kegiatan di lapangan diusahakan tidak mengganggu arus lalu
lintas. Aktifitas arus lalu lintas yang terhambat akibat adanya kegiatan proyek
akan merugikan pengguna jalan raya.
Agar dalam pelaksanaan pekerjaan tidak terjadi
kerugian dipihak pengguna jalan, maka manajemen lalu lintas dapat dilaksanakan
dengan cara sebagai berikut :
- Menyiapkan perlengkapan
keselamatan jalan selama periode kontruksi sesuai ketentuan.
- Membuat rencana kerja manajemen
lalu lintas sesuai schedule pekerjaan dan koordinasikan dengan seluruh personil
yang terkait.
- Mengatur secara tepat jadwal
pelaksanaan setiap jenis pekerjaan di lapangan.
- Memasang rambu-rambu di sekitar
lokasi pekerjaan, dan menempatkannya secara tepat dan benar.
- Menempatkan petugas pengatur lalu
lintas untuk mengatur dan mengarahkan arus lalu lintas.
Peralatan Keselamatan Lalu Lintas
- Rambu penghalang lalu lintas
jenis plastik
- Rambu peringatan
- Peralatan komunikasi dan lainnya
Tenaga yang terdiri dari:
- Pekerja
- Koordinator
Pada saat pekerjaan, rambu-rambu diletakkan sepanjang
daerah galian, tujuannya agar lalu lintas tidak masuk atau terperosok ke dalam
daerah galian. Rambu-rambu yang dipasang haruslah mempunyai cat dengan pantulan
cahaya, guna menghindari kecelakaan di malam hari.

- QUALITY CONTROL
Untuk
menjamin agar diperoleh
hasil kerja yang
baik sesuai dengan
mutu yang disyaratkan,
perlu dilakukan pengendalian
mutu (quality control)
terhadap pelaksanaan pekerjaan
yang antara lain mengontrol :
-
Seluruh material yang
digunakan
-
Pemilihan tenaga kerja
-
Perawatan alat
-
Test material di
laboratorium dan lapangan (Test kubus, Slump test, Uji kuat
tekan, Uji kelenturan).

Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap
bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaanpekerjaan, maupun terhadap cara
pelaksanaan pekerjaan sendiri. Meskipun untuk hal-hal tersebut di atassudah ada
penanggungjawabnya langsung, kiranya perlu ditunjuk petugas khusus quality
control yangdikoordinasikan oleh bagian Teknik dan melakukan proses Quality
Control dan prosedurnya yang telahberlaku diproyek yang dilaksanakan. Manajemen mutu di proyek akan melaksanakan semua kegiatan
sistematik dan terencana yang diterapkansebagai bagian dari sistem mutu
perusahaan untuk menjamin bahwa proses pelaksanaan di proyek secara Metoda
Pelaksanaan terkendali dan konsisten dapat mencapai semua
sasaran dan persyaratan mutu yang
diminta dalamgambar-gambar pelaksanaan dan spesifikasi pekerjaan pengendalian
mutu di pelaksanaan akan dapatdijalankan dengan baik dengan adanya:
-
Sasaran mutu yang jelas
-
Sumber daya manusia yang
profesional dan tanggung jawab yang jelas
-
Organisasi proyek yang handal
-
Sistem dan prosedur mutu
yang baku
-
Penerapan manajemen mutu
yang konsis
- KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
-
Membuat, menerapkan,
dan memelihara prosedur untuk identifikasi
bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya secara berkesinambungan sesuai
dengan Rencana K3 Konstruksi
(RK3K) yang telah disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
-
Wajib melengkapi RK3K dengan rencana penerapan K3 Konstruksi untuk seluruh tahapan pekerjaan.
-
Wajib mempresentasikan RK3K pada rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi .
-
Harus melibatkan Ahli
K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan
risiko K3 tinggi atau sekurang-kurangnya. Petugas K3 Konstruksi
pada paket pekerjaan dengan risiko K3 sedang dan kecil.Ahli K3 Konstruksi atau Petugas K3 bertugas untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi Sistem Manajemen K3 Konstruksi. Tingkat risiko KJ ditetapkan
oleh Direksi
Pekerjaan.

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH
1. GALIAN
PERKERASAN BERASPAL DENGAN COLD MILLING MACHINE
-
Daerah lapisan perkerasan yang telah mengalami kerusakan akan
ditandai kemudian Lapisan perkerasan dibongkar dengan Cold Milling Machine.
Hasil bongkaran di muat kedalam dump truk.
-
Dump truk membuang hasil galian keluar lokasi.
-
Lingkup pekerjaan Pekerjaan ini mencakup pemberian tanda pada permukaan
aspal yang akan di gali, penggalian
dengan menggunakan mesin cold milling dan membuangan hasil galian perkerasan dengan menggunakan dump truck ke
luar lokasi.
-
Setiap lubang pada permukaan dasar galian harus diisi dengan
material yang cocok lalu dipadatkan dengan merata sesuai dengan petunjuk
Direksi Pekerjaan
-
Pada pekerjaan galian pada perkerasan aspal yang ada, material
yang terdapat pada permukaan dasar galian, menurut petunjuk Direksi Pekerjaan,
adalah material yang lepas, lunak atau tergumpal atau hal-hal lain yang tidak
memenuhi syarat, maka material tersebut harus dipadatkan dengan merata atau
dibuang seluruhnya dan diganti dengan material yang cocok sesuai petunjuk
Direksi Pekerjaan.
Analisa Alat yang
digunakan :
-
Mesin Cold Milling
-
Dump Truck
-
Pilox/ Cat Warna Putih
-
Alat
2. GALIAN
ASPAL UNTUK PEMASANGAN UTILITAS JALAN (pipa PVC 4’’)
-
Penempatan
petugas pengatur lalu lintas dan rambu lalu lintas harus dilakukan pada saat
pelaksanaan pekerjaan konstruksi di badan jalan.
-
Penandaan
jalur penggalian dilakukan berupa pengecatan permukaan jalan yang dibuat lurus
sehingga mudah dilihat pada saat pemotongan permukaan jalan.
-
Pemotongan
dilakukan pada umumnya sampai pada kedalaman 5 – 7 cm atau batas ketebalan
lapisan perkerasan agar tidak merusak lapisan di luar batas galian.
-
Untuk
lokasi pemasangan pipa pada jalan yang sempit dimana akses alat berat dan
pergerakannya tidak memungkinkan, maka penggalian dilakukan secara manual
-
Melakukan
galian di bawah pengerasan jalan, maka kontraktor harus membongkar lapisan
pengeras tersebut sampai ketebalan pengeras yang ada menggunakan Cutter
Beton/aspal.
DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR
1. PERKERASAN BETON SEMEN (RIGID PAVEMENT K-350)
- Pekerjaan ini adalah
pembuatan perkerasan beton semen (perkerasan kaku) dan lapis pondasi bawah yang
dilaksanakan sesuai dengan ketebalan dan bentuk penampang melintang seperti
yang ditunjukkan dalam gambar atau persetujuan Direksi Pekerjaan.
- Beton dicor dengan
ketebalan sedemikian rupa sehingga pekerjaan pemindahan sedapat mungkin
dihindari.
- Pengecoran dan
penghamparan beton dilakukan dengan menggunakan truck pencampur, truk pengaduk
dan harus dihampar terus menerus diantara sambungan melintang tanpa sekatan
sementara.
- Setelah beton dituangkan,
beton harus dibentuk agar memenuhi penampang melintang yang ditunjukkan dalam
gambar. Kemudian baja tulangan harus diletakkan diatas hamparan beton tersebut.
- Baja tulangan harus bebas
dari kotoran, minyak, cat, dan karat yang akan mengganggu kelekatan baja dengan
beton.
- Penghamparan beton
bertulang harus dilaksanakan dalam dua lapis, lapis pertama harus dihamparkan,
dibentuk dan dipadatkan sampai level tertentu sehingga baja tulangan setelah
terpasang mempunyai tebal pelindung yang cukup. Segera setelah pemasangan baja
tulangan maka lapis atas beton harus dituangkan dan diselesaiakan.
- Setelah dibentuk dan
dipadatkan, selanjutnya beton harus diperhalus, diperbaiki dan dipadatkan lagi
dengan bantuan alat-alat penyetrika.
- Setelah penyetrikaan
selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton masih plastis, bagian-bagian
yang ambles harus segera diisi dengan beton baru, dibentuk,dipadatkan dan
diselesaikan lagi.
- Setelah itu, tepi
perkerasan beton disepanjang acuan dan pada sambungan harus diselesaikan dengan
perkakas untuk membentuk permukaan seperempat lingkaran yang halus denga radius
tertentu.
- Setelah sambungan dan
tepian selesai maka selanjutnya permukaan beton dikasarkan dengan disikat tegak
lurus denga garis sumbu jalan dan dilanjutkan lagi dengan perawatan permukaan
beton.

2. LAPIS
PONDASI CEMENT TREATED SUB BASE (CTSB)
-
Guna
kelancaran pekerjaan penggelaran CTSB, seluruh lebar jalan ditutup (arus
lalu-lintas dialihkan).
-
Kemudian
dilakukan penentuan/penyesuaian elevasi rencana ketinggian CTSB berdasarkan hasil
pengukuran dan pematokan.
-
Setelah
itu, badan jalan di- basahi/disiram dengan air terlebih dahulu agar tidak
terjadi penyerapan air semen dari CTSB yang akan digelar.
-
Lalu
pemasangan bekesting melintang dengan ukuran selebar jalur lalu-lintas
dilakukan serta memperhatikan panjang lahan pengecoran yang disesuaikan dengan
kemampuan kerja per hari berdasarkan kapasitas truck mixer (8 truck @ 5 m3 per
hari).
-
Ketebalan
CTSB yang digelar tidak sama/merata (fungsinya hanya sebagai lapisan leveling)
sebab kondisi jalan lama sudah rusak dan juga bentuk geometrinya tidak sesuai
lagi seperti penampang ideal jalan yang seharusnya selain itu bentuk akhir atau
bagian atas CTSB harus rata karena diperuntukkan sebagai landasan untuk
meletakkan pelat beton.
-
Setelah
pengecoran CTSB selesai dikerjakan maka dilakukanlah proses curing dengan menebarkan karung goni yang dibasahi selama
seminggu (tiga kali sehari disiram air) gunamencegah terjadinya retakan-retakan
sebagai akibat proses pengerasan/pengeringan beton.

Contoh Pengecoran CTSB Curing CTSB
DIVISI 7. STRUKTUR
1. BETON
- Pekerjaan ini adalah
pembuatan perkerasan beton semen (perkerasan kaku) dan lapis pondasi bawah yang
dilaksanakan sesuai dengan ketebalan dan bentuk penampang melintang seperti
yang ditunjukkan dalam gambar atau persetujuan Direksi Pekerjaan.
- Beton dicor dengan
ketebalan sedemikian rupa sehingga pekerjaan pemindahan sedapat mungkin
dihindari.
- Pengecoran dan
penghamparan beton dilakukan dengan menggunakan truck pencampur, truk pengaduk
dan harus dihampar terus menerus diantara sambungan melintang tanpa sekatan
sementara.
- Setelah beton dituangkan,
beton harus dibentuk agar memenuhi penampang melintang yang ditunjukkan dalam
gambar. Kemudian baja tulangan harus diletakkan diatas hamparan beton tersebut.
- Baja tulangan harus bebas
dari kotoran, minyak, cat, dan karat yang akan mengganggu kelekatan baja dengan
beton.
- Penghamparan beton
bertulang harus dilaksanakan dalam dua lapis, lapis pertama harus dihamparkan,
dibentuk dan dipadatkan sampai level tertentu sehingga baja tulangan setelah
terpasang mempunyai tebal pelindung yang cukup. Segera setelah pemasangan baja
tulangan maka lapis atas beton harus dituangkan dan diselesaiakan.
- Setelah dibentuk dan
dipadatkan, selanjutnya beton harus diperhalus, diperbaiki dan dipadatkan lagi
dengan bantuan alat-alat penyetrika.
- Setelah penyetrikaan
selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton masih plastis, bagian-bagian
yang ambles harus segera diisi dengan beton baru, dibentuk,dipadatkan dan
diselesaikan lagi.
- Setelah itu, tepi
perkerasan beton disepanjang acuan dan pada sambungan harus diselesaikan dengan
perkakas untuk membentuk permukaan seperempat lingkaran yang halus dengan
radius tertentu.
- Setelah sambungan dan
tepian selesai maka selanjutnya permukaan beton dikasarkan dengan disikat tegak
lurus denga garis sumbu jalan dan dilanjutkan lagi dengan perawatan permukaan
beton.
- Mutu beton
dan mutu pelaksanaan dianggap memenuhi
syarat, apabila dipenuhi syarat-syarat berikut :
ü
Tidak boleh lebih dari 5% ada di antara
jumlah minimum
(20 atau 30) nilai hasil pemeriksaan benda uji
berturut-turut terjadi kurang dari Jc' atau cr'bk.
ü
Apabila
setelah selesai pengecoran seluruhnya untuk
masing-masing mutu beton dapat terkumpul
jumlah minimum benda uji,
maka hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut harus memenuhi fckef'c
.
ü Apabila setelah
selesai pengecoran beton
seluruhnya untuk masing- masing mutu
beton terdapat jumlah benda
uji kurang dari
minimum, rnaka apabila tidak
dinilai dengan cara
evaluasi menurut dalil-dalil matematika statistik
yang lain, tidak
boleh satupun nilai
rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan
benda uji berturut-turut fc 111,4
terjadi tidak kurang dari l, 15
fc'. Masing-masing hasil
uji tidak boleh kurang dari 0,85
fc'.
- Bila dari hasil
perhitungan dengan kuat tekan menunjukkan bahwa kapasitas daya dukung struktur
kurang dari yang disyaratkan, maka apabila pengecoran belum selesai, pengecoran harus segera dihentikan
dan dalam waktu singkat harus diadakan pengujian beton inti (core drilling)
pada daerah yang diragukan berdasarkan aturan pengujian yang berlaku.
Dalam hal dilakukan pengambilan beton
inti,harus diambil minimum 3(tiga) buah benda uji pada tempat-tempat yang tidak membahayakan struktur dan atas persetujuan
Direksi Pekerjaan. Tidak boleh ada satupun dari benda uji beton inti mempunyai
kekuatan kurang dari 0,75 fc'. Apabila
kuat tekan rata-rata dari pengujian beton inti yang tidak kurang dari 0,85 fc',
maka bagian konstruksi tersebut dapat dianggap memenuhi syarat dan
pekerjaan yang dihentikan dapat
dilanjutkan kembali. Dalam hal ini, perbedaan umur beton saat pengujian
terhadap umur beton yang disyaratkan
untuk penetapan kuat tekan beton perlu diperhitungkan dan dilakukan koreksi
dalam menetapkan kuat tekan beton yang dihasilkan.
2.
BAJA TULANGAN
- Pekerjaan ini mencakup
pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai
dengan Spesifikasi dan Gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan.
- Terkecuali
ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, seluruh baja tulangan harus
dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosedur SNI 03-6816-2002,
menggunakan batang yang pada awalnya
lurus dan bebas dari lekukan-lekukan, bengkokan-bengkokan atau
kerusakan.Bila pembengkokan secara panas
di lapangan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, tindakan pengamanan harus diambil untuk menjamin bahwa sifat-sifat fisik baja tidak terlalu berubah banyak.
- Batang tulangan
dengan diameter 2 cm dan yang lebih besar harus dibengkokkan dengan mesin pembengkok.
-
Tulangan harus dibersihkan scsaat sebelum
pemasangan untuk menghilangkan kotoran, lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan
adukan atau lapisan lain yang dapat mengurangi
atau merusak pelckatan dengan
beton.
- Tulangan harus
ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar dan dengan kebutuhan selimut beton
minimum yang disyaratkan atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
- Batang tulangan
harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan
tulangan pembagi atau pengikat (stirrup) terhadap tulangan baja tarik utama
tidak diperkenankan.
-
Seluruh tulangan harus
disediakan sesuai dengan panjang total yang ditunjukkan pada Gambar.
Penyambungan (splicing) batang tulangan,terkecuali ditunjukkan pada
Gambar, tidak akan diijinkan tanpa
persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan. Setiap penyambungan yang dapat
disetujui harus dibuat sedemikian hingga penyambungan setiap batang tidak
terjadi pada penampang beton yang sama dan harus diletakkan pada titik dengan tegangan tarik minimum.
- Bilamana
penyambungan dengan tumpang tindih disetujui,maka panjang tumpang tindih
minimum haruslah 40 diameter batang dan batang tersebut harus diberikan kait
pada ujungnya.
-
Pengelasan pada baja tulangan
tidak diperkenankan, terkecuali terinci dalam Gambar atau secara khusus
diijinkan oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis. Bilamana Direksi Pekerjaan menyetujui pengelasan untuk
sambungan,maka sambungan dalam hal ini adalah sambungan dengan panjang
penyaluran penuh yang memenuhi ketentuan dari
AWS D 2.0. Pendinginan terhadap pengelasan dengan air tidak
diperkenankan.
- Simpul dari
kawat pengikat harus diarahkan
membelakangi
permukaan beton sehingga tidak akan
terekspos.
- Anyaman baja tulangan yang dilas harus dipasang sepanjang
mungkin, dengan bagian tumpang tindih
dalam sambungan paling sedikit satu kali jarak anyaman. Anyaman harus dipotong untuk mengikuti bentuk
pada kerb dan bukaan, dan harus dihentikan
pada sambungan antara pelat.
- Bilamana baja
tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang cukup lama, rnaka seluruh baja tulangan harus dibersihkan
dan diolesi dengan adukan semen acian
(semen dan air saja).
-
Tidak boleh ada bagian baja tulangan yang telah dipasang boleh
digunakan untuk memikul perlengkapan pemasok beton, jalan kerja, lantai
untuk kegiatan bekerja atau beban konstruksi lainnya.

DIVISI 8. PENGEMBALIAN
KONDISI DAN PEKERJAAN
MINOR
1.
PEMASANGAN UTILITAS JALAN (Pipa PVC 4”)
1) Pemasangan Utilitas Pada Jalan
Untuk galian memanjang jalan, lakukanlah urutan
pekerjaan, sebagai berikut :
- Gali dan bentuklah penampang galian berupa segi empat,
dengan lebar minimum masih memenuhi kebutuhan pemasangan utilitas dan atau
memenuhi kebutuhan pemadatan timbunan.
- pasang turap sementara untuk menghindari tanah galian
dari bahaya longsor.
- usahakan penggalian tetap. kering, bila tidak mungkin
lakukanlah usaha penurunan muka air genangan pada lubang galian minimum 60 cm
di bawah permukaan tanah dasar (subgrade).
- letakkan dan tumpuklah hasil galian dan bahan utilitas di
luar daerah manfaat jalan, atau menurut petunjuk pembina jalan.
- siapkanlah pengangkut bahan galian untuk memindahkan
bahan galian ke tempat yang tidak menggangou lalu-lintas kendaraan pejalan
kaki, atau penghuni daerah setempat.
Urutan galian melintang jalan, lakukanlah urutan
pekerjaan sebagai berikut :
- gali dan bentuklah penampang galian berupa segi empat,
dengan lebar minimum masih memenuhi kebutuhan pemasangan utilitas dan atau
memenuhi kebutuhan pemadatan timbunan.
- lakukan penggalian tertahap yaitu setiap jalur sehingga
lalu lintas tetap lancar selama pekerjaai berlangsung.
- sediakan bahan pe utup sementara lubang galian seperti
plat baja.
- jangan potong bagian slab utama pada perkerasar kaku
(rigid pavement).
- gunakan cara penggalian dengan alat pengeboran atau mesin
pemotong dari samping pada lokasi utilitas.
- siapkan alat pengangkut bahan galian untuk memindahkan
bahan galian ke tempat yang tidak mengganggu lal lintas kendaraan-pejalan kaki,
atau penghuni daerah setempat.
Penimbunan
kembali, dilakukan dengan menggunakan bukan bekas galian lama :
- usahakan dasar galian tetap dalam keadaan kering
- padatkan dasar galian dengan alat pemadat mekanis
sehingga diperoleh kepadatan yang disyaratkan.
- hamparkan pasir dan padatkan sehingga diperoleh pasir 10
cm padat.
- letakanlah kedudukan utilitas di atas pasir tersebut
kemudian timbunlah dengan pasir kembali setebal minimum10 cm.
- lakukanlah penimbunan kembali antara lapisan sesuai butir
(3) dan (4) pada lapisan perkerasan jalan dengan ketentuan sebagai berikut :
- gunakan adukan beton semen, beton aspal untuk tipe
perkerasan lama (yang digali) kelas tinggi seperti perkerasan kaku (beton
semen, blok beton atau beton aspal).
- gunakan material timbunan dari pasir yang mudah
dipadatkan untuk tipe perkerasan (yang digali) sederhana, seperti Lapen, Buras,
Burtu, Burda dan Lasbutag.
Lakukalah pengujian kepadatan dengan alat konus pasir
sesuai dengan ketentuan SK SNI M-13-1991-03 sehingga kepadatan mencapai-tidak
kurang 95% kepadatan maksimum.
Pasanglah lapis perkerasan sehingga kualitas pondasi
bawah (sub-base), pondasi (base) dan
lapis permukaan, minimal sama dengan jenis, mutu perkerasan lama.

Pemasangan
Utilitas Pipa









Tidak ada komentar:
Posting Komentar