Senin, 18 Juli 2016

Metode pelaksanaan

METODE PELAKSANAAN                      

A.     UMUM
A.1. LINGKUP PEKERJAAN

DIVISI 1. UMUM
a.    Mobilisasi
b.    Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
c.      Quality Control
d.    Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

DIVISI  3.  PEKERJAAN  TANAH
a.  Galian Perkerasan Beraspal dengan Cold Miling Machine
b.  Galian Aspal Untuk Pemasangan Utilitas Jalan (Pipa PVC 4’’)

DIVISI  5.  PERKERASAN  BERBUTIR
a.  Perkerasan Beton Semen (Rigid Pavement K-350)
b.  Lapis Pondasi cement Treated Sub Base (CTSB)

DIVISI  7.  STRUKTUR
a.  Beton K-275
b.   Baja Tulangan U 24 Polos

DIVISI  8.  PENGEMBALIAN  KONDISI  DAN  PEKERJAAN  MINOR
a.  Pemasangan Utilitas Jalan (Pipa PVC 4’’)

A.2. PERALATAN YANG DIGUNAKAN
1.    Batching Plant
2.    Truck Agiator
3.    Concrete Vibrator
4.    Cutter Beton/Aspal
5.    Air Compressor
6.    Jack Hammer
7.    Water Tank Truck
8.    Dump Truck


B.     TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
DIVISI 1. UMUM
  1. MOBILISASI
Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum  dalam  Penawaran,  dari  suatu  lokasi   asal  ke tempat  pekerjaan dimana peralatan tersebut akan digunakan.
Mobilisasi personil dan peralatan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan Lapangan namun ketentuan ini hanya berlaku untuk pentahapan  mobilisasi peralatan utama dan personel terkaitnya dan harus sudah diatur jadwalnya terlebih dahulu saat tahap pengadaan jasa pemborongannya.
Mobilisasi personil dan peralatan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan Lapangan namun ketentuan ini hanya berlaku untuk pentahapan  mobilisasi peralatan utamamdan personel terkaitnya dan harus sudah diatur jadwalnya terlebih dahulu saat tahap pengadaan jasa pemborongannya.  
Setiap tahapan Mobilisasi Peralatan Utama harus terlebih dulu diajukan permohonan   mobilisasinya kepada Direksi pekerjaan paling sedikit 30 hari sebelum tanggal   rencana awal mobilisasi setiap peralatan  utama tersebut. Direksi pekerjaan perlu melakukan monitoring/harian atas rencana mobilisasi hingga terlaksananya mobilisasi   peralatan utama beserta personil operator terkait dengan lengkap dan baik.

  1. MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS
Dalam melaksanakan pekerjaan Peningkatan Jalan setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan mulai dari awal. Pelaksanaan Pekerjaan sampai dengan akhir kegiatan di lapangan diusahakan tidak mengganggu arus lalu lintas. Aktifitas arus lalu lintas yang terhambat akibat adanya kegiatan proyek akan merugikan pengguna jalan raya.
Agar dalam pelaksanaan pekerjaan tidak terjadi kerugian dipihak pengguna jalan, maka manajemen lalu lintas dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
-       Menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode kontruksi sesuai ketentuan.
-       Membuat rencana kerja manajemen lalu lintas sesuai schedule pekerjaan dan koordinasikan dengan seluruh personil yang terkait.
-       Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan di lapangan.
-       Memasang rambu-rambu di sekitar lokasi pekerjaan, dan menempatkannya secara tepat dan benar.
-       Menempatkan petugas pengatur lalu lintas untuk mengatur dan mengarahkan arus lalu lintas.
Peralatan Keselamatan Lalu Lintas
-       Rambu penghalang lalu lintas jenis plastik
-       Rambu peringatan
-       Peralatan komunikasi dan lainnya
Tenaga yang terdiri dari:
-       Pekerja
-       Koordinator
Pada saat pekerjaan, rambu-rambu diletakkan sepanjang daerah galian, tujuannya agar lalu lintas tidak masuk atau terperosok ke dalam daerah galian. Rambu-rambu yang dipasang haruslah mempunyai cat dengan pantulan cahaya, guna menghindari kecelakaan di malam hari.
     

  1. QUALITY CONTROL
Untuk   menjamin   agar   diperoleh   hasil   kerja   yang   baik   sesuai  dengan   mutu   yang   disyaratkan,  perlu dilakukan   pengendalian   mutu   (quality   control)   terhadap   pelaksanaan   pekerjaan   yang   antara   lain mengontrol :
-       Seluruh material yang digunakan
-       Pemilihan tenaga kerja
-       Perawatan alat
-       Test material di laboratorium dan lapangan (Test kubus, Slump test, Uji kuat tekan, Uji kelenturan).
Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaanpekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan sendiri. Meskipun untuk hal-hal tersebut di atassudah ada penanggungjawabnya langsung, kiranya perlu ditunjuk petugas khusus quality control yangdikoordinasikan oleh bagian Teknik dan melakukan proses Quality Control dan prosedurnya yang telahberlaku diproyek yang dilaksanakan. Manajemen mutu di proyek akan melaksanakan semua kegiatan sistematik dan terencana yang diterapkansebagai bagian dari sistem mutu perusahaan untuk menjamin bahwa proses pelaksanaan di proyek secara Metoda Pelaksanaan terkendali dan konsisten dapat mencapai  semua  sasaran dan  persyaratan mutu yang diminta dalamgambar-gambar pelaksanaan dan spesifikasi pekerjaan pengendalian mutu di pelaksanaan akan dapatdijalankan dengan baik dengan adanya:
-       Sasaran mutu yang jelas
-       Sumber daya manusia yang profesional dan tanggung jawab yang jelas
-       Organisasi proyek yang handal
-       Sistem dan prosedur mutu yang baku
-       Penerapan manajemen mutu yang konsis

  1. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
-     Membuat, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk identifikasi  bahaya,  penilaian    risiko dan pengendaliannya  secara berkesinambungan  sesuai   dengan Rencana K3 Konstruksi  (RK3K) yang  telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
-     Wajib melengkapi RK3K dengan rencana penerapan K3 Konstruksi untuk seluruh  tahapan  pekerjaan.
-     Wajib mempresentasikan RK3K pada rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan    konstruksi .
-     Harus melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 tinggi atau  sekurang-kurangnya. Petugas K3  Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 sedang dan kecil.Ahli K3 Konstruksi atau Petugas K3 bertugas untuk merencanakan,  melaksanakan dan mengevaluasi Sistem Manajemen K3 Konstruksi.   Tingkat  risiko KJ ditetapkan  oleh  Direksi Pekerjaan.

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH
1.  GALIAN PERKERASAN BERASPAL DENGAN COLD MILLING MACHINE
-          Daerah lapisan perkerasan yang telah mengalami kerusakan akan ditandai kemudian Lapisan perkerasan dibongkar dengan Cold Milling Machine. Hasil bongkaran di muat kedalam dump truk.
-          Dump truk membuang hasil galian keluar lokasi.
-          Lingkup pekerjaan Pekerjaan ini mencakup pemberian tanda pada permukaan aspal yang akan di gali,  penggalian dengan menggunakan mesin cold milling dan membuangan hasil galian  perkerasan dengan menggunakan dump truck ke luar lokasi.
-          Setiap lubang pada permukaan dasar galian harus diisi dengan material yang cocok lalu dipadatkan dengan merata sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan
-          Pada pekerjaan galian pada perkerasan aspal yang ada, material yang terdapat pada permukaan dasar galian, menurut petunjuk Direksi Pekerjaan, adalah material yang lepas, lunak atau tergumpal atau hal-hal lain yang tidak memenuhi syarat, maka material tersebut harus dipadatkan dengan merata atau dibuang seluruhnya dan diganti dengan material yang cocok sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
Analisa Alat yang digunakan :
-          Mesin Cold Milling
-          Dump Truck 
-          Pilox/ Cat Warna Putih
-          Alat
2.   GALIAN ASPAL UNTUK PEMASANGAN UTILITAS JALAN (pipa PVC 4’’)
-          Penempatan petugas pengatur lalu lintas dan rambu lalu lintas harus dilakukan pada saat pelaksanaan pekerjaan konstruksi di badan jalan.
-          Penandaan jalur penggalian dilakukan berupa pengecatan permukaan jalan yang dibuat lurus sehingga mudah dilihat pada saat pemotongan permukaan jalan.
-          Pemotongan dilakukan pada umumnya sampai pada kedalaman 5 – 7 cm atau batas ketebalan lapisan perkerasan agar tidak merusak lapisan di luar batas galian.
-          Untuk lokasi pemasangan pipa pada jalan yang sempit dimana akses alat berat dan pergerakannya tidak memungkinkan, maka penggalian dilakukan secara manual
-          Melakukan galian di bawah pengerasan jalan, maka kontraktor harus membongkar lapisan pengeras tersebut sampai ketebalan pengeras yang ada menggunakan Cutter Beton/aspal.
DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR
1.   PERKERASAN BETON SEMEN (RIGID PAVEMENT K-350)
-       Pekerjaan ini adalah pembuatan perkerasan beton semen (perkerasan kaku) dan lapis pondasi bawah yang dilaksanakan sesuai dengan ketebalan dan bentuk penampang melintang seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau persetujuan Direksi Pekerjaan.
-       Beton dicor dengan ketebalan sedemikian rupa sehingga pekerjaan pemindahan sedapat mungkin dihindari.
-       Pengecoran dan penghamparan beton dilakukan dengan menggunakan truck pencampur, truk pengaduk dan harus dihampar terus menerus diantara sambungan melintang tanpa sekatan sementara.
-       Setelah beton dituangkan, beton harus dibentuk agar memenuhi penampang melintang yang ditunjukkan dalam gambar. Kemudian baja tulangan harus diletakkan diatas hamparan beton tersebut.
-       Baja tulangan harus bebas dari kotoran, minyak, cat, dan karat yang akan mengganggu kelekatan baja dengan beton.
-       Penghamparan beton bertulang harus dilaksanakan dalam dua lapis, lapis pertama harus dihamparkan, dibentuk dan dipadatkan sampai level tertentu sehingga baja tulangan setelah terpasang mempunyai tebal pelindung yang cukup. Segera setelah pemasangan baja tulangan maka lapis atas beton harus dituangkan dan diselesaiakan.
-       Setelah dibentuk dan dipadatkan, selanjutnya beton harus diperhalus, diperbaiki dan dipadatkan lagi dengan bantuan alat-alat penyetrika.
-       Setelah penyetrikaan selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton masih plastis, bagian-bagian yang ambles harus segera diisi dengan beton baru, dibentuk,dipadatkan dan diselesaikan lagi.
-       Setelah itu, tepi perkerasan beton disepanjang acuan dan pada sambungan harus diselesaikan dengan perkakas untuk membentuk permukaan seperempat lingkaran yang halus denga radius tertentu.
-       Setelah sambungan dan tepian selesai maka selanjutnya permukaan beton dikasarkan dengan disikat tegak lurus denga garis sumbu jalan dan dilanjutkan lagi dengan perawatan permukaan beton.

2.   LAPIS PONDASI CEMENT TREATED SUB BASE (CTSB)
-       Guna kelancaran pekerjaan penggelaran CTSB, seluruh lebar jalan ditutup (arus lalu-lintas dialihkan).
-       Kemudian dilakukan penentuan/penyesuaian elevasi rencana ketinggian CTSB berdasarkan hasil pengukuran dan pematokan.
-       Setelah itu, badan jalan di- basahi/disiram dengan air terlebih dahulu agar tidak terjadi penyerapan air semen dari CTSB yang akan digelar.
-       Lalu pemasangan bekesting melintang dengan ukuran selebar jalur lalu-lintas dilakukan serta memperhatikan panjang lahan pengecoran yang disesuaikan dengan kemampuan kerja per hari berdasarkan kapasitas truck mixer (8 truck @ 5 m3 per hari).
-       Ketebalan CTSB yang digelar tidak sama/merata (fungsinya hanya sebagai lapisan leveling) sebab kondisi jalan lama sudah rusak dan juga bentuk geometrinya tidak sesuai lagi seperti penampang ideal jalan yang seharusnya selain itu bentuk akhir atau bagian atas CTSB harus rata karena diperuntukkan sebagai landasan untuk meletakkan pelat beton.
-       Setelah pengecoran CTSB selesai dikerjakan maka dilakukanlah proses curing dengan menebarkan karung goni yang dibasahi selama seminggu (tiga kali sehari disiram air) gunamencegah terjadinya retakan-retakan sebagai akibat proses pengerasan/pengeringan beton.
    
     Contoh Pengecoran CTSB                                         Curing CTSB

DIVISI 7. STRUKTUR
1.   BETON
-       Pekerjaan ini adalah pembuatan perkerasan beton semen (perkerasan kaku) dan lapis pondasi bawah yang dilaksanakan sesuai dengan ketebalan dan bentuk penampang melintang seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau persetujuan Direksi Pekerjaan.
-       Beton dicor dengan ketebalan sedemikian rupa sehingga pekerjaan pemindahan sedapat mungkin dihindari.
-       Pengecoran dan penghamparan beton dilakukan dengan menggunakan truck pencampur, truk pengaduk dan harus dihampar terus menerus diantara sambungan melintang tanpa sekatan sementara.
-       Setelah beton dituangkan, beton harus dibentuk agar memenuhi penampang melintang yang ditunjukkan dalam gambar. Kemudian baja tulangan harus diletakkan diatas hamparan beton tersebut.
-       Baja tulangan harus bebas dari kotoran, minyak, cat, dan karat yang akan mengganggu kelekatan baja dengan beton.
-       Penghamparan beton bertulang harus dilaksanakan dalam dua lapis, lapis pertama harus dihamparkan, dibentuk dan dipadatkan sampai level tertentu sehingga baja tulangan setelah terpasang mempunyai tebal pelindung yang cukup. Segera setelah pemasangan baja tulangan maka lapis atas beton harus dituangkan dan diselesaiakan.
-       Setelah dibentuk dan dipadatkan, selanjutnya beton harus diperhalus, diperbaiki dan dipadatkan lagi dengan bantuan alat-alat penyetrika.
-       Setelah penyetrikaan selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton masih plastis, bagian-bagian yang ambles harus segera diisi dengan beton baru, dibentuk,dipadatkan dan diselesaikan lagi.
-       Setelah itu, tepi perkerasan beton disepanjang acuan dan pada sambungan harus diselesaikan dengan perkakas untuk membentuk permukaan seperempat lingkaran yang halus dengan radius tertentu.
-       Setelah sambungan dan tepian selesai maka selanjutnya permukaan beton dikasarkan dengan disikat tegak lurus denga garis sumbu jalan dan dilanjutkan lagi dengan perawatan permukaan beton.
-       Mutu beton dan mutu pelaksanaan  dianggap  memenuhi  syarat,  apabila dipenuhi syarat-syarat berikut :
ü  Tidak boleh lebih dari 5% ada di antara jumlah minimum (20 atau 30) nilai hasil   pemeriksaan benda uji berturut-turut terjadi  kurang  dari  Jc' atau cr'bk.
ü  Apabila  setelah   selesai   pengecoran   seluruhnya   untuk  masing-masing mutu beton dapat terkumpul jumlah minimum benda uji, maka hasil pemeriksaan   benda  uji  berturut-turut  harus  memenuhi fckef'c .
ü  Apabila   setelah   selesai   pengecoran   beton  seluruhnya   untuk  masing- masing  mutu  beton   terdapat jumlah  benda  uji  kurang  dari  minimum, rnaka  apabila   tidak   dinilai  dengan   cara  evaluasi   menurut   dalil-dalil matematika  statistik  yang  lain,  tidak  boleh  satupun  nilai  rata-rata dari  4 hasil   pemeriksaan  benda uji berturut-turut fc 111,4  terjadi tidak  kurang dari l, 15 fc'.  Masing-masing  hasil  uji tidak boleh  kurang dari  0,85  fc'.
-       Bila dari hasil perhitungan dengan kuat tekan menunjukkan bahwa kapasitas daya dukung struktur kurang dari yang disyaratkan, maka apabila pengecoran belum   selesai, pengecoran harus segera dihentikan dan dalam waktu singkat harus diadakan pengujian beton inti (core drilling) pada daerah yang diragukan berdasarkan aturan pengujian yang berlaku. Dalam  hal dilakukan pengambilan beton inti,harus diambil minimum 3(tiga) buah benda uji pada tempat-tempat  yang tidak membahayakan struktur dan atas persetujuan Direksi Pekerjaan. Tidak boleh ada satupun dari benda uji beton inti mempunyai kekuatan kurang dari 0,75 fc'.  Apabila kuat tekan rata-rata dari pengujian beton inti yang tidak kurang dari 0,85 fc', maka bagian  konstruksi  tersebut dapat dianggap memenuhi syarat dan pekerjaan yang dihentikan dapat  dilanjutkan kembali. Dalam hal ini, perbedaan umur beton saat pengujian terhadap umur  beton yang disyaratkan untuk penetapan kuat tekan beton perlu diperhitungkan dan dilakukan koreksi dalam menetapkan kuat tekan beton yang dihasilkan.
2.   BAJA TULANGAN
-       Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai  dengan Spesifikasi dan Gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh  Direksi  Pekerjaan.
-       Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, seluruh baja tulangan harus dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosedur SNI 03-6816-2002, menggunakan batang yang pada awalnya  lurus dan bebas dari lekukan-lekukan, bengkokan-bengkokan atau kerusakan.Bila pembengkokan  secara panas di  lapangan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, tindakan pengamanan harus diambil untuk  menjamin bahwa sifat-sifat  fisik baja tidak  terlalu berubah  banyak.
-       Batang tulangan dengan diameter 2 cm dan yang lebih besar harus dibengkokkan dengan  mesin pembengkok.
-       Tulangan harus dibersihkan scsaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan kotoran, lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan adukan atau lapisan lain yang dapat mengurangi   atau merusak pelckatan dengan  beton.
-       Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar dan dengan kebutuhan selimut beton minimum yang disyaratkan atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
-       Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak  tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi atau pengikat (stirrup) terhadap tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan.
-       Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang total yang ditunjukkan pada Gambar. Penyambungan (splicing) batang tulangan,terkecuali ditunjukkan pada Gambar,  tidak akan diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan. Setiap penyambungan yang dapat disetujui harus dibuat sedemikian hingga penyambungan setiap batang tidak terjadi pada penampang beton yang sama dan harus diletakkan  pada titik dengan tegangan tarik minimum.
-       Bilamana penyambungan dengan tumpang tindih disetujui,maka panjang tumpang tindih minimum haruslah 40 diameter batang dan batang tersebut harus diberikan kait pada ujungnya.
-       Pengelasan pada baja tulangan tidak diperkenankan, terkecuali terinci dalam Gambar atau secara khusus diijinkan oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis. Bilamana Direksi   Pekerjaan menyetujui pengelasan untuk sambungan,maka sambungan dalam hal ini adalah sambungan dengan panjang penyaluran penuh yang memenuhi ketentuan dari  AWS D 2.0. Pendinginan terhadap pengelasan dengan air tidak diperkenankan.
-       Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan membelakangi permukaan beton sehingga  tidak akan terekspos.
-       Anyaman baja tulangan yang dilas harus dipasang sepanjang mungkin, dengan bagian  tumpang tindih dalam sambungan paling sedikit satu kali jarak anyaman.  Anyaman harus dipotong untuk mengikuti bentuk pada kerb dan bukaan, dan harus dihentikan  pada sambungan antara pelat.
-       Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang cukup lama,  rnaka seluruh baja tulangan harus dibersihkan dan diolesi dengan adukan semen acian  (semen dan air saja).
-       Tidak boleh ada bagian baja tulangan yang telah dipasang  boleh  digunakan untuk memikul perlengkapan pemasok beton, jalan kerja, lantai untuk kegiatan bekerja atau beban konstruksi lainnya.

DIVISI 8. PENGEMBALIAN  KONDISI  DAN  PEKERJAAN  MINOR
1.   PEMASANGAN UTILITAS JALAN (Pipa PVC 4”)
1)    Pemasangan Utilitas Pada Jalan
Untuk galian memanjang jalan, lakukanlah urutan pekerjaan, sebagai berikut :
-       Gali dan bentuklah penampang galian berupa segi empat, dengan lebar minimum masih memenuhi kebutuhan pemasangan utilitas dan atau memenuhi kebutuhan pemadatan timbunan.
-       pasang turap sementara untuk menghindari tanah galian dari bahaya longsor.
-       usahakan penggalian tetap. kering, bila tidak mungkin lakukanlah usaha penurunan muka air genangan pada lubang galian minimum 60 cm di bawah permukaan tanah dasar (subgrade).
-       letakkan dan tumpuklah hasil galian dan bahan utilitas di luar daerah manfaat jalan, atau menurut petunjuk pembina jalan.
-       siapkanlah pengangkut bahan galian untuk memindahkan bahan galian ke tempat yang tidak menggangou lalu-lintas kendaraan pejalan kaki, atau penghuni daerah setempat.
Urutan galian melintang jalan, lakukanlah urutan pekerjaan sebagai berikut :
-       gali dan bentuklah penampang galian berupa segi empat, dengan lebar minimum masih memenuhi kebutuhan pemasangan utilitas dan atau memenuhi kebutuhan pemadatan timbunan.
-       lakukan penggalian tertahap yaitu setiap jalur sehingga lalu lintas tetap lancar selama pekerjaai berlangsung.
-       sediakan bahan pe utup sementara lubang galian seperti plat baja.
-       jangan potong bagian slab utama pada perkerasar kaku (rigid pavement).
-       gunakan cara penggalian dengan alat pengeboran atau mesin pemotong dari samping pada lokasi utilitas.
-       siapkan alat pengangkut bahan galian untuk memindahkan bahan galian ke tempat yang tidak mengganggu lal lintas kendaraan-pejalan kaki, atau penghuni daerah setempat.
 Penimbunan kembali, dilakukan dengan menggunakan bukan bekas galian lama :
-       usahakan dasar galian tetap dalam keadaan kering 
-       padatkan dasar galian dengan alat pemadat mekanis sehingga diperoleh kepadatan yang disyaratkan.
-       hamparkan pasir dan padatkan sehingga diperoleh pasir 10 cm padat.
-       letakanlah kedudukan utilitas di atas pasir tersebut kemudian timbunlah dengan pasir kembali setebal minimum10 cm.
-       lakukanlah penimbunan kembali antara lapisan sesuai butir (3) dan (4) pada lapisan perkerasan jalan dengan ketentuan sebagai berikut :
-       gunakan adukan beton semen, beton aspal untuk tipe perkerasan lama (yang digali) kelas tinggi seperti perkerasan kaku (beton semen, blok beton atau beton aspal).
-       gunakan material timbunan dari pasir yang mudah dipadatkan untuk tipe perkerasan (yang digali) sederhana, seperti Lapen, Buras, Burtu, Burda dan Lasbutag.
Lakukalah pengujian kepadatan dengan alat konus pasir sesuai dengan ketentuan SK SNI M-13-1991-03 sehingga kepadatan mencapai-tidak kurang 95% kepadatan maksimum.
Pasanglah lapis perkerasan sehingga kualitas pondasi bawah (sub-base), pondasi (base)  dan lapis permukaan, minimal sama dengan jenis, mutu perkerasan lama.
Pemasangan Utilitas Pipa




Tidak ada komentar:

Posting Komentar